Rabu, 09 Mei 2012

Koruptor dari mana datangnya? #beritanegeriseberang

Seorang negarawan dari negeri seberang sedang menjadi buah bibir karena ucapannya. Ucapan tersebut nampaknya menyinggung tentang masalah korupsi. Di zaman seperti ini kenapa masih saja ada korupsi? Padahal negeri-negeri lainnya sedang sibuk berlomba-lomba meningkatkan perekonomiannya, sedang sibuk mensejahterakan rakyatnya, sedang sibuk memberantas kemiskinan yang melanda bangsanya, kok di negeri seberang korupsi malah semakin tumbuh subur? Jawabannya adalah karena masih adanya koruptor. Kapan negeri seberang itu akan meningkat perekonomiannya, kapan rakyatnya akan hidup sejahtera menikmati segala yang menjadi haknya, kapan kemiskinannya akan berkurang? Jawabannya adalah ketika semua elemen masyarakat di negeri seberang itu bersatu bersama-sama memberantas apa itu yang namanya korupsi.

Apakah negeri seberang itu sekarang sudah mulai berbenah? Berbenah demi kemakmuran rakyatnya? Jangankan berbenah, para penguasanya malah sibuk berpolitik, lupa memikirkan nasib rakyatnya. Korupsi semakin meraja lela, korupsi semakin identik saja dengan politik, sedih sekali pasti rakyatnya. Yang memprihatinkan lagi mereka para penguasanya malah sibuk saling tuding, sibuk saling menyalahkan, malu berkaca pada diri sendiri, menyalahkan pihak lain yang belum tentu salah. 

Belum lama ini salah seorang negarawan dari negeri seberang itu, yang seharusnya mengajak kepada semua masyarakat untuk bersama-sama memberantas musuh besarnya (korupsi) malah sibuk saling menyalahkan. Menyalahkan, koruptor itu datangnya dari situ, koruptor itu berasal sari dana, koruptor itu lahir dari sana, koruptor itu lahir dari golongan ini, korupsi dilakukan oleh sarjana-sarjana, oleh orang pinter, oleh orang berpendidikan tinggi. Betapa sedih rakyat dari negeri seberang itu mendengar ucapan salah seorang pemimpin bangsanya. Apakah tidak ada tindakan lain selain menyalahkan? Selain menuding? Selain mencari pihak mana yang salah?

Alangkah baiknya, mulianya, jika tokoh politik negeri seberang itu mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk bersama-sama menyingsingkan lengan baju memberantas musuh besarnya itu, musuh yang membuat rakyat semakin miskin, musuh yang menjadikan rakyatnya kurang sejahtera, ya musuh itu adalah koruptor. Koruptor itu datangnya dari mana? Pertanyaan yang harus dijawab dengan tindakan tentunya. Tidak perlu menyebut koruptor itu dari situ, dari sana. Saling menyalahkan bukan solusi. Rakyat negeri seberang itu pasti akan bahagia bila sosok pemimpinnya adalah sosok pemimpin  yang cerdas, sosok pemimpin yang amanah, sosok pemimpin yang mau berbuat daripada berucap, dan tentunya sosok pemimpin yang mampu mengayomi rakyatnya.

“Tulisan ini saya tulis sebagai pihak yang netral, seseorang yang merindukan akan kejayaan negerinya, tidak bermaksud menyalahkan pihak manapun, lebih mengajak kepada kita untuk bersama-sama membangun negeri ini” -calonpemikir-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar