Selasa, 15 Mei 2012

Sadjak Idhan Lubis

Pro : Herman O. Lantang

Djika Berpisah

Di sini kita bertemu, satu irama
di antara wadjah2 perkasa...
tergores duka dan nestapa,
tiada putus asa
tudjuan esa puntjak mendjulang di sana

Bersama djatuh dan bangun
di bawah langit biru pusaka...
antara dua samudra
Bersama harapanku djuga kau
satu nafas
kita jang terhempas
pengabdian... dan... kebebasan...

Bila kita berpisah
Kemana kau aku tak tahu sahabat
atau turuti kelok2 djalan
atau tinggalkan kota penuh merah flamboyan
hanja bila kau lupa
ingat...

Pernah aku dan kau
sama-sama daki gunung-gunung tinggi
hampir kaki kita patah-patah
dan nafas kita putus-putus
tudjuan esa, tudjuan satu:
pengabdian dan pengabdian...
...Jang Maha Kuasa...

Dari : Idhan Lubis
Polonia, 8 Desembar 1969


Itulah sebuah sajak Alh. Idhan Lubis yang ditujukan kepada seorang sahabatnya Herman O. Lantang 8 hari sebelum meninggal dunia di Semeru bersama Soe Hok-gie. Kalimat terakhir yang menurut saya perlu digaris bawahi “tudjuan esa, tudjuan satu: pengabdian dan pengabdian... Jang Maha Kuasa...” yang memberikan kepada kita pelajaran penting, seberapa pun banyak peristiwa hidup yang telah kita alami, seberapa pun  banyak kisah hidup yang kita ukir selama di dunia, bagaimana pun manis getirnya hidup kita, kita hidup pada hakikatnya hanya untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa, sudah seharusnya bila kita harus selalu mensyukuri segala nikmat yang diberikan-Nya.
-calonpemikir-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar